Presiden Jokowi Membuka Kongres
PGRI Ke-XXII, 5 Juli 2019, Mahaka
Square , Jakarta
Utara
Tepat jam 19.15, Presiden
didampingi Ketua Umum PB.PGRI, Mendikbud, Sekretaris Kabinet, memasuki ruangan
kongres PGRI. Kehadiran presiden disambut meriah beberapa guru yang berebut
menyalami dan berswafoto bersama Presiden. Para
hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan Mars dan Hymne PGRI. Untuk
menyambut Presiden dan rombongan, disajikan tarian selamat datang Indonesia
Persada oleh para siswi SMA PGRI Plus Cibinong, Bogor .
Setelah tarian selamat datang,
dilanjutkan dengan acara laporan dari Ketua Umum PB.PGRI, Prof.Dr. Unifah Rosyidi,
M.Pd. Dalam laporannya, Ketum PB.PGRI mengucapkan selamat datang kepada Presiden RI ,
Sekretaris Kabinet, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Atas nama Pengurus
Besar PGRI, Ketua umum menyampaikan ucapan selamat kepada Ir. Joko Widodo dan
Prof. Dr. Ma’ruf Amin atas penetapan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2019-2024. Ibu Unifah mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang
selalu hadir dalam kegiatan PGRI. Ketua Umum menyatakan bahwa Kongres adalah
forum organisasi tertinggi. Para peserta hadir dari 34 Provinsi sebanyak 3150
orang datang dari berbagai penjuru Indonesia dengan menggunakan berbagai moda
transportasi dan menginap di berbagai hotel-hotel dan penginapan sederhana di
sekitar lokasi penyelenggaraan.
Meski pemerintah telah berupaya
serius dalam memerhatikan guru namun berbagai persoalan guru masih sering
terjadi di antaranya adalah kelambatan pembayaran tunjangan profesi yang
dibayarkan setiap triwulan. Persoalan guru honorer, meski sudah ada peraturan
pemerintah tentang PPPK, namun masih ada yang perlu diselesaikan. PGRI ingin
guru menjadi pembelajar sepanjang hayat untuk selalu belajar. Kebijakan zonasi
diyakini sebagai kebijakan yang memihak untuk pemerataan keadilan masyarakat.
Harapan PGRI agar Presiden menetapkan PGRI sebagai organisasi pofesi
sebagaimana penetapan HUT PGRI sebagai Hari Guru Nasional. PGRI memberikan
penghargaan Maha Dwija Praja Nugraha kepada Presiden RI atas lomitmen dan
dedikasi Presiden kepada PGRI. Selanjutnya, Ketua Umum PGRI memohon kesediaan
Presiden RI Joko Widodo untuk memberikan sambutan sekaligus membuka secara
resmi Kongres PGRI ke-XXII.
Setelah pembacaan ikrar guru
Indonesia oleh Ibu Dwi Retno, acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan
Maha Dwija Praja Nugraha kepada Presiden RI Joko Widodo diteruskan dengan
sambutan Presiden RI. Presiden RI dalam arahannya mengatakan bahwa dalam
kongres yang dihadiri para guru dari seluruh pelosok tanah air Indonesia.
Presiden mengatakan bahwa PGRI hadir seiring kemerdekaan bangsa. PGRI
memperkokoh keragaman dan persatuan, dan mohon diingatkan kepada para siswa
bahwa Indonesia adalah negara besar yang hidup di 17 ribu pulau yang kaya
dengan keanekaragaman suku, agama, bahasa. Pengalaman konflik yang diceritakan
oleh Presiden Afghanistan dan istri kepada Presiden Jokowi menjadi catatan
penting yang harus kita waspadai bersama. Pengalaman pahit konflik antarsuku
yang terjadi di Afghanistan tidak dapat selesai selama puluhan tahun. Indonesia
harus mewaspadai potensi konflik yang ada di Indonesia. Yang kita petik dari
pengalaman Afghanistan adalah keragaman di Indonesia cukup rawan memicu potensi
konflik, apabila tidak kita waspadai. “Tolong sampaikan pada siswa kita untuk
selalu menumbuhkan toleransi. Kita perlu mewaspadai ancaman konflik agar selalu
tercipta kedamaian pada bangsa kita,” pesan Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, PGRI
hadir untuk memperkokoh persatuan, karena memiliki jaringan di seluruh
Indonesia, hingga desa. “PGRI berperan sentral membentuk karakter bangsa dan
merajut kebersamaan. Pilihan politik boleh berbeda, namun tidak boleh memecah
persatuan bangsa”, tukas Presiden. Presiden Jokowi menyaksikan kemajuan PGRI,
dan berterima kasih kepada Prof.Dr. Unifah Rosyidi beserta jajarannya atas
pencapaian ini, dan selalu memperjuangkan guru tanpa membeda-bedakan status.
Pembangunan infrastruktur bukan hanya masalah ekonomi. Dengan adanya
infrastruktur juga memperkuat persatuan bangsa karena menghubungkan Aceh sampai
Papua. Tidak banyak negara yang memiliki kondisi geografis kepulauan seperti
Indonesia sehingga membutuhkan konektivitas agar saling memperkuat kesatuan
bangsa.
Menetapkan pembangunan sumberdaya
manusia sebagai prioritas kerja pemerintahan lima tahun mendatang. Kualitas
sumber daya manusia harus ditetapkan sejak dini dan remaja. Agar manusia Indonesia
berkarakter dan kepribadian Pancasila. Kita harus dapat membekali para siswa
dengan skill yang dibutuhkan zaman. Guru harus menjadi agen transformasi
kekuatan bangsa membangun talenta-talenta bangsa, terutama transformasi
pendidikan dan transformasi proses belajar mengajar. Proses KBM harus
menggembirakan dilakukan dengan menyenangkan dan tidak hanya dilakukan di dalam
kelas. Google dan Wikipedia dapat menjadi perpustakaan dan menjadi wahana
belajar kita. Peran guru lebih dari sekadar pengajar. Guru harus mengarahkan
belajar siswa. Guru dituntut lebih fleksibel, kreatif, menarik, dan
menyenangkan siswa seiring perubahan teknologi. Presiden menyakini, bahwa peran
guru tidak dapat tergantikan oleh mesin/teknologi. Guru adalah profesi mulia
yang mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kebaikan. Peran guru sangat
strategis dalam meningkatkan kualitas SDM. Peran PGRI sangat penting termasuk
menyebarkan pesan-pesan kebangsaan dalam panji-panji NKRI.
Presiden membuka secara resmi
Kongres Ke-XXII tepat pukul 20.08 dengan memukul lonceng sekolah.
Acara pembukaan ditutup dengan
Pembacaan doa secara khidmat oleh Bendahara PB PGRI, Prof. Dr. Dede Rosyada.