Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) kembali melaksanakan agenda rutin lima
tahunan Kongres sebagai forum tertinggi organisasi. Kongres ke-XXII
dilaksanakan sejak tanggal 4 s.d 7 Juli 2019 bertempat di Mahaka Square, BRI
sport arena, Kelapa Gading, Jakarta-Utara.
Direncanakan hari Jumat, 5 Juli
2019, Kongres akan dibuka secara resmi oleh Presiden RI ,
Joko Widodo. Kamis, 4 Juli, Jam 13.30 kegiatan kongres dimulai dengan Arahan
dari Panitia Pengarah (Steering Committe) yang disampaikan oleh Dr. Sudharto
mewakili Ketua Panitia Pengarah.
Dalam pandangannya, Pak Sudharto
menyampaikan bahwa kongres harus dibangun dengan suasana silaturahmi dan penuh
kekeluargaan. Berbeda pendapat secara keras dibolehkan asalkan tetap
mengedepankan suasana kekeluargaan. Apa pun keputusan yang diambil harus
dipatuhi bersama.
Pertanyaan yang disampaikan oleh
panitia pengarah: “Apakah PGRI dapat memperjuangkan dalam salah satu pasal UU
Guru dan Dosen bahwa PGRI sebagai organisasi profesi?” Mitra strategis terhadap
Pemerintah itu yang seperti apa?
Di UU Guru dan Dosen, guru berhak
berperan serta dalam menetapkan kebijakan pendidikan. Misalnya, dalam masalah
PPDB yang saat ini cukup menyita perhatian masyarakat perlu menjadi perhatian
PGRI.
Sambutan Ketua Umum PGRI dalam
pra Kongres XXII PGRI
Dalam sambutannya, Ketua Umum PB
PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. mengucapkan terima kasih kepada para
pengurus provinsi, kabupaten, kota, cabang bahkan ranting yang hadir
menggunakan berbagai moda transportasi dengan merogoh kocek sendiri dari
seluruh Indonesia.
Ketum PB PGRI mengajak semua yang
hadir tetap menjaga moralitas kongres, menjaga muruah PGRI sebagai organisasi
moral dan intelektual. Permohonan maaf dari Ketum PB PGRI atas kekurangan
pelayanan panitia pada hari pertama. Mulai hari kedua, panitia akan menyediakan
pelayanan antarjemput kepada para peserta kongres menuju lokasi kegiatan.
Lebih lanjut dikatakan oleh Ketum
PB PGRI bahwa terdapat beberapa pencapaian PGRI. Di antaranya tentang
penyelesaian masalah guru honorer. Pengurus Besar PGRI telah beraudiensi
langsung dengan Presiden untuk menyampaikan masukan-masukan terkait
penyelesaian guru honorer.
Pemerintah telah merespon
positif, seperti disampaikan Presiden Jokowi dalam amanatnya pada HUT Guru
Nasional/HUT ke-74 PGRI bahwa pemerintah telah mengeluarkan PP tentang
manajemen kepegawaian ASN menjadi P3K. Ibu Unifah Rosyidi juga menyampaikan
bahwa PGRI telah memiliki pusat analisa kebijakan, PGRI Smart Learning and
Character Centre (SLCC) untuk merespon perkembangan zaman memasuki era industri
4.0.
Ketum PB PGRI menegaskan bahwa apa
yang telah disampaikan oleh sekretaris panitia pengarah, bahwa semua peserta
harus menjaga kualitas kongres ini dengan baik. Perbedaan pandangan atau
pilihan tetap tidak boleh mengeyampingkan kekeluargaan dan kedewasaan PGRI
sebagai sebuah organisasi. Pemerintah daerah dan EI organisaai Internasional
sangat menaruh harapan besar kepada kesuksesan penyelenggaraan kongres.
Kongres PGRI akan melaksanakan
berbagai kegiatan, di antaranya: Pertanggungjawaban pengurus besar PGRI,
Pengesahan AD ART, Pemilihan Pengurus Besar periode 2019-2024, dan Pernyataan
sikap organisasi hasil kongres.
Semoga PGRI semakin jaya!