Tingkatkan
Kapasitas Pengurus, PGRI-EI-CP adakan Pelatihan Aplikasi Keuangan dan
Kepengurusan
Untuk
meningkatkan kapasitas pengurus, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan
Education International (EI)-Consortium Project mengadakan pelatihan Aplikasi
Sistem Informasi Keuangan (ASIK) dan Sistem Informasi Pengurus (SIP),
Senin-Kamis, 16-19 Desember 2019 di Hotel Fave Pasar Baru, Jakarta. Pelatihan
ini merupakan kerjasama lanjutan PGRI dan EI dalam meningkatkan kapasitas
pengurus PGRI Provinsi. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah para
pengurus PGRI di 17 provinsi yang telah melaksanakan konprov. Masing-masing
pengurus provinsi menugaskan 2 orang, yaitu unsur sekretaris dan bendahara. dari
Sumatera Barat diikuti oleh Sekretaris Umum (Drs. Trikora Irianto) dan
Bendahara Umum (Zulfirdayeni, S.Pd)
Menurut
Desry Darwin, Staf EI-Consortium Project, pelatihan ini untuk upgrading para
pengurus baru yang terpilih agar dalam menjalankan roda organisasi dapat lebih
efektif dan efisien menggunakan teknologi informasi memanfaatkan aplikasi ASIK
dan SIP. “Adanya pengembangan aplikasi sehingga pelatihan ini perlu diadakan”,
ujar Desry.
Diharapkan
melalui kegiatan ini, manajemen administrasi pengelolaan organisasi PGRI
semakin baik, pembayaran iuran semakin tertib. Tertib dalam administrasi dan
pembayaran iuran sangat penting karena sebagai “darah” organisasi agar terwujud
PGRI KIDS (Kuat, Independen, Demokratis, dan Sustainable).
Ketua
Umum Pengurus Besar PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., membuka langsung
kegiatan pelatihan ASIK dan SIP. Pembukaan pelatihan ini juga dihadiri Ketua PB
PGRI, Dra. Dian Mahsunah, M.Pd., selaku National Coordinator PGRI-EI, Sekjen PB
PGRI, Ali Arahim, Bendahara PB PGRI, Dr. Basyarudin Thayib, M.Pd., dan para
pengurus PB PGRI lainnya.
Dalam
sambutannya, Ketua Umum PB PGRI mengatakan bahwa PGRI semakin hari semakin
dinamis pergerakannya. Di tengah tantangan yang dihadapi PGRI saat ini dengan
hadirnya organisasi lainnya, namun kekuatan PGRI sebagai organisasi yang
mengedepankan moral intelektual akan dapat diterima semua kalangan. “Di dunia
ini tidak mudah mengumpulkan kekuatan sebesar PGRI yang tersebar
kepengurusannya di seluruh Indonesia (34
provinsi) hingga ke tingkat akar rumput di ranting(desa/kelurahan). PGRI harus
terus memperkuat diri melalui kolaborasi dan kombinasi dari berbagai kekuatan
internal,” ujar Unifah Rosyidi.
Lebih
lanjut, Unifah Rosyidi mengatakan bahwa saat ini kekuatan moral intelektual,
kekuatan narasi memegang peranan penting. PGRI sebagai kekuatan moral
intelektual harus dapat merespon perubahan dunia yang begitu cepat dengan
memperkuat soliditas dan merespon isu-isu yang berkembang dengan cepat.
Menurut
Dian Mahsunah, pelatihan ini terselenggara karena kerjasama PGRI dan EI.
Sebagai tim pengembang aplikasi, PGRI dibantu tim dari SMA Plus PGRI Cibinong.
Diharapkan para pengurus provinsi PGRI yang baru terpilih dapat mengaplikasikan
hasil pelatihan ini di daerahnya masing-masing sehingga PGRI semakin kuat,
independen, demokratis, dan sustainable.